Friday, February 29, 2008

Kisah Penjual Tempe

Ada sebuah kampung di pedalaman Tanah Jawa. Di situ ada seorang perempuantua yang sangat kuat beribadat. Pekerjaannya ialah membuat tempe danmenjualnya di pasar setiap hari. Ia merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk menyara hidup. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.

Pada suatu pagi, seperti biasa, ketika beliau sedang bersiap-siap untukpergi menjual tempenya, tiba tiba dia tersedar yang tempenya yang diperbuat daripada kacang kedelai hari itu masih belum menjadi, separuh jadi. Biasaannya tempe beliau telah masak sebelum berangkat. Diperiksanya beberapa bungkusan yang lain. Ternyatalah memang semuanya belum masak lagi. Perempuan tua itu berasa amat sedih sebab tempe yang masih belum jadi pastinya tidak akan laku dan tiadalah rezekinya pada hari itu.

Dalam suasana hatinya yang sedih, dia yang memang kuat beribadah teringat akan firman Tuhan yang menyatakan bahawa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahwa bagi Tuhan tiada yang mustahil. Lalu diapun mengangkat keduatangannya sambil berdoa , "Tuhan , aku memohon kepadaMu agar kacang kedelai ini menjadi tempe. Amin"Begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Dia sangat yakin bahawa Tuhan pasti mengabulkan doanya. Dengan tenang perempuan tua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan hujung jarinya dan dia pun membuka sikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang soya itumenjadi tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang tu masih tetap kacang kedelai. Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Tuhan. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula danberdoa lagi. "Tuhan, aku tahu bahawa tiada yang mustahil bagiMu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapatmenjual tempe kerana inilah mata pencarianku. Aku mohon agar jadikanlah kacang kedelaiku ini kepada tempe, Amin". Dengan penuh harapan dan debaran dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan tu. Apakah yang terjadi? Dia termangu dan hairan apabila tempenya masih tetap begitu!!

Sementara itu hari pun semakin meninggi sudah tentu pasar sudah mulai didatangi ramai orang. Dia tetap tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul. Walaubagaimanapun karena keyakinannya yg sangat tinggi dia meneruskan untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu.

Perempuan tua itu pun berserah pada Tuhan dan meneruskan pemergian ke pasar sambil berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan masak. Dia berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi dalam perjalanannya kepasar. Sebelum keluar dari rumah, dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. "Tuhan, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju kepasar, Engkau kurniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini.Amin".

Lalu dia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya. Sesampai sahaja di pasar, segera dia meletakkan barang-barangnya. Hatinya betul-betul yakin yang tempenya sekarang mesti sudah menjadi. Dengan hati yg berdebar-debar dia pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan tempeyang ada. Perlahan-lahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih belum menjadi!! Dia pun kaget seketika lalu menarik nafas dalam-dalam. Dalam hatinya sudahmula merasa sedikit kecewa dan putus asa kepada Tuhan kerana doanya tidakdikabulkan. Dia merasakan Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan padanya, inilah satu-satunya sumber rezekinya, hasil jualan tempe.

Dia akhirnya cuma duduk saja tanpa memamerkan barang jualannya sebab dia berasakan bahwa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru separuh jadi. Sementara itu hari pun semakin petang dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudah mulai kurang. Dia melihat-lihat kawan-kawan sesama penjual tempe, tempe mereka sudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa hari ini tidak ada hasil jualan yang bisa dibawa pulang. Namun jauh disudut hatinya masih menaruh harapan terakhir kepada Tuhan, pasti Tuhan akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahawa pada hari itu dia tidak akan dapat pendapatan langsung, namun dia tetap berdoa buat kali terakhir, "Tuhan,berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum menjadi ini.

"Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita."Maaf ya, saya ingin bertanya, apa ibu menjual tempe yang belum menjadi? Dari tadi saya sudah pusing keliling pasar ini untuk mencarinya tapi masih belum ketemu lagi."Dia termenung dan terkanget-kaget seketika. Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual tempe, tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum menjadi. Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita di depannya itu, cepat-cepat dia berdoa di dalam hatinya "Tuhan, saat ini aku tidak mahu tempe ini jadi lagi. Biarlah tempe ini seperti semula, Amin". Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit daun penutup tempenya. Alangkah kagetnya dia, ternyata memang benar tempenya masih belum menjadi!

Dia pun rasa gembira dalam hatinya dan bersyukur pada Tuhan. Wanita itu pun memborong habis semua tempenya yang belum jadi itu. Sebelum wanita tu pergi, dia sempat bertanya wanita itu, "Mengapa hendak membeli tempe yang belum jadi?" Wanita itu menerangkan bahwa anaknya yang kini berada di Inggris ingin makan tempe dari desa. Dikarenakan tempe itu akan dikirimkan ke England, si ibu tadi membeli tempe yang belum jadi lagi supaya apabila sampai di Inggris nanti akan menjadi tempe yang sempurna. Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, nanti di sana tempe itu sudah tidak enak lagi dan rasanya pun kurang sedap. Perempuan tua itu pun keheranan dan berfikir rupa-rupanya doanya sudah dimakbulkan oleh Tuhan...

Moral:
Pertama: Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan sewaktu berdoa,padahal sebenarnya Tuhan lebih mengetahui apa yang kita perlukan dan apayang terbaik untuk diri kita.
Kedua:. Sentiasalah berdoa dalam menjalani kehidupan seharian kita sebagaihambaNya yang lemah. Jangan sekali-kali berputus asa terhadap apa yangdipinta. Percayalah bahawa Tuhan akan mengabulkan doa kita sesuai denganrancanganNya yang mungkin di luar jangkaan kita.
Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Tuhan

Hidup adalah sebuah pilihan

Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia
selalu dalam semangat yangbaik dan selalu punya hal
positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya
kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia
akan selalu menjawab, " Jika aku dapat yang lebih
baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!"

Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah
kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari
satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mengapa
para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry
adalah karena sikapnya.

Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya
sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di
sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat
sisi positif dari situasi yang tengah dialamai.

Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku
penasaran, jadi suatu hari aku temui Jerry dan
bertanya padanya, "Aku tidak mengerti! Tidak mungkin
seseorang menjadi orang yang berpikiran positif
sepanjang waktu.

Bagaimana kamu dapat melakukannya?" Jerry menjawab,
"Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku
punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk
ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam
suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana
yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat
memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari
kejadian itu. Aku selalu memilih
belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan
keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan
mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya..
Aku selalu memilih sisi positifnya."

"Tetapi tidak selalu semudah itu," protesku. "Ya,
memang begitu," kata Jerry, "Hidup adalah sebuah
pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap
keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana
bereaksi terhadap semua keadaan.
Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu
terpengaruh oleh keadaanmu.
Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau
buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup."

Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami
musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam
bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak
terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang
bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya
gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor
kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya.
Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke
rumah sakit.

Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu
perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah
sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di
dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan setelah
musibah tersebut.

Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia
menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih
suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas
luka-lukaku?" Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya,
tetapi aku masih juga bertanya apa yang
dia pikirkan saat terjadinya perampokan.

"Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah
bahwa aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jerry.
"Kemudian setelah mereka menembak dan aku
tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua
pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku
memilih untuk hidup."

"Apakah kamu tidak takut?" tanyaku. Jerry melanjutkan,
" Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa
aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang
gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter
dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang
ini akan mati'. Aku tahu aku harus mengambil
tindakan."

"Apa yang kamu lakukan?" tanya saya. "Disana ada
suster gemuk yang bertanya padaku," kata Jerry. "Dia
bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku..

Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka
menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan
berteriak, 'Peluru!' Ditengah tertawa mereka aku
katakan, ' Aku memilih untuk hidup. Tolong aku
dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati'."

Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi
juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku
belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih
apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya.

Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa
dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu,
sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala
hal
dalam hidup akan jadi lebih mudah.

***********************************